Berbagai jenis material
digunakan manusia untuk memenuhi keperluan hidupnya. Namun secara secara garis
besar khususnya pada bidang teknik, material teknik dikelompokkan pada tiga
kelompok, yakni: logam, non logam, dan komposit. Logam atau metal adalah
material yang paling banyak digunakan pada bidang teknik. Secara garis besar
logam dikelompokkan pada dua kelompok, yakni: logam ferro dan logam non ferro.
Logam ferro meliputi: besi (iron), baja (steel), dan besi cor (cast iron).
Logam non ferro adalah logam selain logam besi, seperti, aluminum, tembaga,
magnesium, dan paduan-paduannya. Material non logam atau material bukan logam,
yakni: polimer, dan keramik. Polimer meliputi thermoset dan thermoplastis, yang
di dalamnya termasuk juga karet, dan plastik. Sedangkan keramik meliputi
keramik konvensional dan keramik modern, dari mulai gerabah, genting ubin, alat
rumah tangga, sampai pada keramik modern dan canggih seperti semikonduktor,
komponen elektronik sampai pada komponen pesawat luar angkasa yang tahan
temperatur tinggi.
Komposit diartikan
sebagai gabungan beberapa bahan, dimana bahan-bahan yang digabung masih bisa
terlihat dengan mata telanjang. Sebagai contoh: beton, ban mobil, dan
fiberglass. Beton merupakan komposit gabungan keramik dengan logam, yang bila
beton dipotong masih termati atau terlihat logam baja dan tembok sebagai bahan
keramiknya. Ban mobil merupakan bahan komposit gabungan polimer dan logam, yang
bila potong, akan terlihat karet sebagai bahan polimer dan kawat baja sebagai
bahan logamnya. Fiberglass merupakan bahan komposit gabungan polimer dengan
keramik, dimana pada bahan tersebut terlihat serat-serat sebahan bahan
keramiknya, dan plastik sebagai bahan polimernya yang juga merupakan matriknya.
Material logam indonesia mempunyai badan penelitian dan pengembangan, yang
bernama Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM), yang berdiri pada tahun 1969
berdasarkan SK Direktorat Jenderal Perindustrian Dasar No. 48 / Kpts. DD /
Perdas, dengan nama Proyek Pusat Pengembangan Industri Pengerjaan Logam atau
lebih dikenal dengan nama Metal Industries Development Center (MIDC).
Dan pada tanggal 9
Maret 1979 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian No. 45 / M / SK /
1979, proyek MIDC berubah status menjadi Balai Besar Logam dan Mesin, dan
berada di bawah lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI)
Departemen Perindustrian Republik Indonesia.
Ketika terjadi penggabungan antara Departemen Perindustrian dan
Perdagangan tahun 2002, BBLM berada di bawah Direktorat Jenderal Industri dan
Dagang Kecil Menengah (IDKM), lalu pada tahun 2005 BBLM kembali lagi berada di
bawah BPPI sesuai dengan pemisahan kembali Departemen Perindustrian dan
Departemen Perdagangan. Saat ini BBLM berada di bawah naungan Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian Republik Indonesia
sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian No. 58/M-IND/PER/6/2015 tanggal
12 Juni 2015. Sejak pendiriannya, BBLM telah bekerjasama dengan
Pemerintah Kerajaan Belgia (1969 – 1987), UNIDO (1975–1978), Pemerintah
Republik Federal Jerman (1976), NIRIN (1995 – 2000) dan Japan International
Cooperation Agency – JICA (1999 – 2004).
Saat ini kerja sama yang sedang dilaksanakan yaitu dengan Korea Institute
of Materials Science (KIMS) dalam bidang penelitian dan pengembangan material
engineering. Tugas dan fungsi BBLM meliputi melakukan kegiatan penelitian dan
pengembangan di bidang industri logam dan mesin. Adapun bidang yang terkait
adalah : Pengecoran logam Permesinan dan Pengelasan Pengujian dan Kalibrasi
Dalam aktivitasnya BBLM melakukan kerjasama antara material metal indonesia, dengan
Industri industri SME' s untuk melakukan kegiatan supervisi, konsultasi,
bantuan teknis, pelatihan, pembuatan prototyping, seminar dan kegiatan lainnya
dalam bidang logam, atau metal Indonesia dan mesin. Kegiatan tersebut adalah merupakan wujud
kontribusi unit teknis terhadap pengembangan industri logam, atau metal dan
mesin di dalam negeri, MIDC telah berperan aktif dalam memberikan jasa
pelayanan teknik kepada industri metal indonesia yang berskala kecil dan
menengah, dengan menjalin kerjasama dengan pemerintah pusat dan daerah,
institusi dan akademi, serta industri-industri besar dalam rangka mengembangkan
usahanya. Semoga artikel metal Indonesia ini dapat memberi informasi bagi anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar